a Tugas nabi. Menyerukan iman kepada Allah dan mengesakanNya; Menyerukan iman kepada hari akhir dan hari pembalasan; Menerangkan syariat demi kemaslahatan dan kebahagiaan manusia di dunia dan akhirat. b. Tugas rasul. Menyeru makhluk untuk hanya menyembah kepada Allah SWT; Menyampaikan perintah dan larangan Allah SWT pada umat; Menunjukkan dan membimbing manusia ke jalan yang lurusKapanlagi Plus - Nabi dan Rasul merupakan manusia yang memperoleh wahyu dari Allah SWT tentang agama dan misinya. Mempelajari kisah para Nabi dan Rasul adalah kewajiban bagi setiap muslim yang beriman. Dalam Al-Quran pun, Allah Ta'ala mengingatkan 'sesungguhnya pada kisah-kisah mereka itu terdapat pelajaran bagi orang-orang yang mempunyai akal'. Tentu saja, ada perbedaan Nabi dan Rasul dalam menjalankan tugas diketahui bahwa, ada banyak nama-nama Nabi dalam Islam dengan jumlahnya hingga ratusan ribu bahkan tak terhitung. Namun dari banyaknya nama-nama Nabi tersebut hanya ada 25 urutan Nabi yang wajib umat Islam imani serta ketahui. Dan diantara nama-nama Nabi tersebut, ada beberapa Rasul yang diutus oleh Allah SWT dalam membagikan ajaran yang mulia, terutama untuk menyembah Allah SWT. Dan berikut ini beberapa perbedaan Nabi dan Rasul yang harus kita pahami sebagai seorang muslim, yang telah dilansir dari berbagai sumber. Yuk langsung saja dicek KLovers. 1. Pengertian Nabi dan Rasul Ilustrasi Credit Pixabay Sebelum mengetahui apa saja perbedaan dari Nabi dan Rasul, kita juga harus mengetahui pengertian dari Nabi dan Rasul itu sendiri. Ya, Nabi dan Rasul mempunyai beberapa perbedaan. Untuk mengetahui lebih lanjut terkait perbedaan tersebut, sebaiknya kita pahami lebih dulu pengertian dari Nabi dan Rasul. Beberapa kali Nabi dan Rasul muncul dalam ayat-ayat Al - Quran. Salah satunya yaitu pada surat Al-Hajj ayat 52. Ayat tersebut mempunyai arti sebagai berikut"Dan Kami tidak mengutus sebelum kamu seorang rasul pun dan tidak pula seorang nabi, kecuali apabila ia mempunyai sebuah keinginan, setan pun memasukkan godaan-godaan terhadap keinginan itu. Allah menghilangkan apa yang dimasukkan oleh setan itu dan Allah menguatkan ayat-ayat-Nya. Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana." QS. Al-Hajj 52.Dari segi bahasa, Nabi berasal dari kata naba yang berarti dari tempat yang tinggi. Akan tetapi secara umum, nabi sering diartikan sebagai seorang manusia yang diberi kepercayaan berupa wahyu dari Allah SWT untuk dirinya sendiri. Maksudnya, wahyu yang diterima Nabi dari Allah tidak wajib disampaikan maupun diajarkan kepada umatnya. Melainkan, kewajiban nabi sebatas pada mengamalkannya pada diri itu, Rasul berasal dari kata Risala yang artinya penyampaian. Seorang Rasul juga menerima wahyu dari Allah SWT, sama seperti para nabi. Namun yang membedakannya selain untuk diamalkan bagi diri sendiri, Rasul juga wajib mengajarkan wahyu tersebut pada umatnya untuk berjalan di jalan Allah SWT. 2. Perbedaan Nabi dan Rasul Ilustrasi Credit Pixabay Terdapat beberapa perbedaan antara Nabi dan Rasul yang penting untuk diketahui. Beberapa perbedaan-perbedaan tersebut wajib kalian ketahui, dan berikut perbedaan antara Nabi dan Rasul1. Pertama, Nabi menerima wahyu dari Allah untuk diamalkan sendiri. Sementara, Rasul menerima wahyu untuk disampaikan pada Kedua, Nabi mendapat tugas atau diutus kepada kaum yang sudah beriman. Sedangkan untuk Rasul diutus pada kaum yang belum beriman pada Allah SWT atau masih Ketiga, Nabi memiliki jumlah yang lebih banyak daripada Nabi bukan berarti Rasul, akan tetapi Rasul sudah pasti Nabi menerima wahyu Allah SWT melalui mimpi. Sedangkan Rasul menerima wahyu melalui mimpi dan disampaikan melalui malaikat. Selain itu, Rasul juga berkemampuan untuk langsung melihat dan berkomunikasi secara langsung dengan Perbedaan Nabi dan Rasul yang keenam yaitu, ada sebagian Nabi yang meninggal karena dibunuh oleh kaumnya. Sedangkan Rasul akan diselamatkan Allah SWT dari berbagai percobaan pembunuhan. 3. Jumlah Nabi dan Rasul Ilustrasi Credit Pixabay Selain mengetahui perbedaan Nabi dan Rasul, kalian juga perlu mengetahui ada berapa jumlah Nabi yang ada di dunia ini. Dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Abu Umamah, bahwa Abu Dzar bertanya kepada Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam, "Berapa jumlah persis para nabi?"Lalu beliau menjawab, "Jumlah para Nabi ada orang, 315 di antara mereka adalah Rasul. Banyak sekali." HR. Ahmad no. 22288 dan sanadnya dinilai shahih oleh al-Albani dalam alMisykah.Namun dalam salah satu ayat Al-Quran, jumlah Nabi dan Rasul tidak disebutkan secara pasti. Dalam salah satu ayatnya, Allah berfirman sebagai berikut"Dan sesungguhnya telah Kami utus beberapa orang Rasul sebelum kamu, di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antara mereka ada pula yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak dapat bagi seorang Rasul membawah suatu mujizat melainkan dengan seizin Allah." Qs. Al-Ghafir 787.Namun dari begitu banyak Nabi, ada 25 nama Nabi yang yang wajib umat Islami pahami, dari Nabi pertama hingga Nabi terakhir. Adapun daftar urutan Nabi sebagai berikut1. Nabi Adam Nabi Idris Nabi Nuh Nabi Hud Nabi Saleh Nabi Ibrahim Nabi Luth Nabi Ismail Nabi Ishaq Nabi Yaqub Nabi Yusuf Nabi Ayyub Nabi Syu'aib Nabi Musa Nabi Harun As16. Nabi Zulkifli Nabi Daud Nabi Sulaiman Nabi Ilyas Nabi Ilyasa Nabi Yunus Nabi Zakaria Nabi Yahya Nabi Isa Nabi Muhammad SAW 4. Gelar Ulul Azmi Ilustrasi Credit Pixabay Di antara urutan Nabi di atas, ada beberapa nabi yang memiliki gelar Ulul Azmi. Gelar Ulul Azmi sendiri sebuah gelar yang dimiliki oleh para Nabi pilihan yang mempunyai ketabahan luar biasa. Urutan Nabi yang mendapatkan gelar Ulul Azmi ini diketahui sebagai seorang yang memiliki ketabahan, kesabaran, dan keuletan yang luar biasa dalam menjalankan tugas sucinya sebagai Rasul, walaupun menghadapi berbagai rintangan. Dan berikut ini beberapa urutan nabi yang bergelar Ulul Azmi1. Nabi Nuh Nabi Ibrahim Nabi Musa Nabi Isa Nabi Muhammad SAW. 5. Keutamaan Sifat Wajib Rasul Ilustrasi Credit Pixabay Selain perbedaan tugas antara Nabi dan Rasul, diketahui pula bahwa Rasul memiliki sifat-sifat yang mulia. Ini karena, para Rasul mengemban tugas yang lebih berat dari pada para Nabi. Pasalnya, selain harus menjaga keimanan dan ketaqwaannya, Rasul juga harus menyebarkan ajaran agama Islam dan wahyu yang diterimanya. Oleh karena itu, Rasul diketahui mempunyai sejumlah sifat wajib dan utama. Sifat- sifat tersebut antara lain, yaitu1. Bersifat Shidiq yang artinya benar atau jujur. Tidak mungkin Rasul memiliki sifat Kadzib atau suka Bersifat amanah artinya dapat dipercaya, tidak mungkin seorang rasul bersifat Bersifat tabligh artinya menyampaikan. Tidak mungkin Rasul bersifat kitman atau menyembunyikan Bersifat Fathonah artinya cerdas, tidak mungkin Rasul bersifat pelupa. 6. Tugas Para Nabi dan Rasul Ilustrasi Credit Pixabay Pada dasarnya semua Nabi dan Rasul yang diciptakan oleh Allah SWT memiliki satu tujuan. Dan tujuan tersebut adalah menjadikan Allah SWT sebagai Tuhan yang patut untuk disembah. Berikut ini beberapa tugas para Nabi dan Rasul yang harus dilakukan1. Mengajak manusia untuk Mencegah dari semua Mengajak manusia kepada Allah Ta' Menjadi uswatun hasanah teladan terbaik.5. Mengingatkan manusia bahwa diciptakan dari tanah dan akan kembali ke Mengingatkan agar tidak fokus kepada dunia Menegakkan dan menyampaikan agama Allah Ta' Memberitahukan batas-batas Allah Membuat perdamaian dan Membuat peraturan berbagai cara. 7. Tempat Para Nabi dan Rasul di Utus Ilustrasi Credit Pixabay Selain mengetahui perbedaan Nabi dan Rasul, dari tugas dan sifatnya. Tentu kita juga harus mengetahui tempat-tempat para Nabi dan Rasul yang di utus oleh Allah SWT. Berikut ini beberapa tempat para Nabi dan Rasul diutus1. Jazirah ArabNabi Adam Ismail Shaleh Hud Syuaib Muhammad IrakNabi Idris Nuh Ibrahim Yunus Syam Palestina, Suriah, Yordania, LebanonNabi Luth Ishaq Ya'qub Ayub Zulkifli Daud Sulaiman Ilyas Ilyasa Zakariya Yahya Isa MesirNabi Yusuf Musa Harun beberapa perbedaan Nabi dan Rasul yang bisa kita ketahui dan pahami sebagai seorang muslim. Semoga pengetahuan tentang perbedaan Nabi dan Rasul di atas dapat menjadi sebuah ilmu bagi simak juga 113 Kata-Kata Lucu Buat Sahabat, Penuh Lelucon Kocak dan Bikin Ngakak 120 Kata-Kata Mutiara Pelajar Penuh Motivasi untuk Terus Maju dan Berkembang 103 Kata-kata Dilan yang Bikin Baper, Lucu dan Bikin Pasangan Meleleh 36 Kata-Kata Magic Hour, Kutipan Film Romantis dan Menyentuh Hati Apa Itu Penyakit Kormobid? Ketahui Jenis-Jenisnya dan Pahami Bahayanya Bagi Penderita Covid-19 DalamSurah Ibrahim Ayat 5 dijelaskan tugas Nabi dan Rasul. REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Alquran sebagai petunjuk umat manusia untuk kehidupan di dunia dan akhirat mengandung kisah-kisah para Nabi dan Rasul yang banyak hikmahnya. Dalam Surah Ibrahim Ayat 5 dan tafsirnya, dijelaskan bahwa tugas Nabi dan Rasul semuanya sama yaitu mengeluarkan kaumnya
RASUL, TUGAS DAN KEKHUSUSANNYAOleh Ustadz Kholid Syamhudi LcMengenal para rasul yang diutus kepada umat manusia merupakan perkara penting dan sangat dibutuhkan kaum muslimin, baik berkenaan dengan iman, tugas, kekhususan dan kehidupan mereka agar dapat dijadikan suri teladan bagi dimasa kini dan khususnya kaum muslimin yang sudah jauh dari kenabian dan ajarannya. Sehingga sudha menjadi kewajiban setiap muslim untuk mengajak saudaranya mengenal kembali permasalahan ini sesuai dengan Al Qur’an dan Para Rasul 1. Tugas agung mereka ialah mengajak manusia beribadah kepada Allah dan meninggalkan sesembahan selainNya.[1]Dakwah kepada tauhid dan beribadah hanya kepada Allah merupakan dasar dan jalan dakwah para rasul seluruhnya, sebagaimana dikhabarkan Allah dalam firmanNyaوَلَقَدْ بَعَثْنَا فِي كُلِّ أَمَّةٍ رَّسُولاً أَنِ اعْبُدُوا اللهَ وَاجْتَنِبُوا الطَّاغُوتَDan sesungguhnya Kami telah mengutus rasul pada tiap-tiap umat untuk menyerukan “Sembahlah Allah saja, dan jauhilah thagut itu. [An Nahl/16 36].Dalam ayat yang mulia ini, Allah menjelaskan tugas, dasar dakwah dan inti risalah para rasul. Yaitu mengajak kepada tauhid, mengikhlaskan ibadah hanya kepada Allah dan menjauhi segala sesembahan selainNya[2]. Hal ini juga disebutkan dalam firmanNyaوَمَآأَرْسَلْنَا مِن قَبْلِكَ مِن رَّسُولٍ إِلاَّنُوحِي إِلَيْهِ أَنَّهُ لآ إِلَهَ إِلآ أَنَا فَاعْبُدُونِDan Kami tidak mengutus seorang rasul sebelum kamu, melainkan Kami wahyukan kepadanya “Bahwasanya tidak ada Ilahyang hak melainkan Aku, maka sembahlah olehmu sekalian akan Aku”. [Al Anbiyaa/22 25].Hal ini dikarenakan para rasul diutus untuk menjelaskan jalan menuju tujuan penciptaan manusia yang Allah jelaskan dalam firmanNyaوَمَاخَلَقْتُ الْجِنَّ وَاْلإِنسَ إِلاَّلِيَعْبُدُونDan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembahKu. [Adz Dzaariyaat/5156].Tauhid juga merupakan asas fithrah manusia yang diperintahkan untuk ditegakkan, sebagaimana dalam firmanNyaفَأَقِمْ وَجْهَكَ لِلدِّينِ حَنِيفًا فِطْرَتَ اللهِ الَّتِي فَطَرَ النَّاسَ عَلَيْهَا لاَتَبْدِيلَ لِخَلْقِ اللهِ ذَلِكَ الدِّينُ الْقَيِّمُ وَلَكِنَّ أَكْثَرَ النَّاسِ لاَيَعْلَمُونَ مُنِيبِينَ إِلَيْهِ وَاتَّقُوهُ وَأَقِيمُوا الصَّلاَةَ وَلاَتَكُونُوا مِنَ الْمُشْرِكِينَMaka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama Allah; tetaplah atas fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. Tidak ada perubahan pada fitrah Allah. Itulah agama yang lurus; tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui, dengan kembali bertaubat kepadaNya dan bertaqwalah kepadaNya serta dirikanlah shalat dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang mempersekutukan Allah. [Ar Ruum/30 30-31].Para rasul mengajak umatnya untuk mewujudkan tauhid dalam diri mereka dan dengan segala kemampuannya, mereka merealisikan dakwahnya tersebut. Cukuplah kisah Nabi Nuh dalam surat Nuh sebagai contoh kegigihan para rasul dalam mendakwahkan tauhid kepada masing-masing Menyampaikan syari’at Allah kepada manusia dan menjelaskan agama yang diturunkan kepada manusia, sebagaimana firman Allahيَاأَيُّهَا الرَّسُولُ بَلِّغْ مَآأُنزِلَ إِلَيْكَ مِن رَّبِّكَ وَإِن لَّمْ تَفْعَلْ فَمَا بَلَّغْتَ رِسَالَتَهُ وَاللهُ يَعْصِمُكَ مِنَ النَّاسِ إِنَّ اللهَ لاَيَهْدِي الْقَوْمَ الْكَافِرِينَHai Rasul, sampaikan apa yang diturunkan kepadamu dari Rabb-mu. Dan jika tidak kamu kerjakan apa yang diperintahkan itu, berarti kamu tidak menyampaikan amanatNya. Allah memelihara kamu dari gangguan manusia. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang kafir. [Al Maidah/5 67]بِالبَيِّنَاتِ وَالزُّبُرِ وَأَنزَلْنَآ إِلَيْكَ الذِّكْرَ لِتُبَيِّنَ لِلنَّاسِ مَانُزِّلَ إِلَيْهِمْ وَلَعَلَّهُمْ يَتَفَكَّرُونَKeterangan-keterangan mu’jizat dan kitab-kitab. Dan Kami turunkan kepadamu Al Qur’an, agar kamu menerangkan kepada umat manusia apa yang telah diturunkan kepada mereka supaya mereka memikirkan. [An Nahl/16 44].3. Menunjukkan umat kepada kebaikan dan menyampaikan kabar kepada mereka tentang pahala yang disiapkan bagi pelakunya, serta memperingatkan kepada mereka dari kejelekan dan siksaan yang disiapkan untuk yang melanggarnya. Allah berfirman رُّسُلاً مُّبَشِّرِينَ وَمُنذِرِينَ لِئَلاَّ يَكُونَ لِلنَّاسِ عَلَى اللهِ حُجَّةُُ بَعْدَ الرُّسُلِ وَكَانَ اللهُ عَزِيزًا حَكِيمًاMereka Kami utus selaku rasul-rasul pembawa berita gembira dan pemberi peringatan agar supaya tidak alasan bagi manusia membantah Allah sesudah diutusnya rasul-rasul itu. Dan adalah Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. [An Nisaa/4 165].4. Memperbaiki manusai dengan teladan dan contoh yang baik dalam perkataan dan perbuatan. Allah berfirman أُوْلَئِكَ الَّذِينَ هَدَى اللهُ فَبِهُدَاهُمُ اقْتَدِهْ قُل لآأَسْئَلُكُمْ عَلَيْهِ أَجْرًا إِنْ هُوَ إِلاَّ ذِكْرَى لِلْعَالَمِينَMereka itulah orang-orang yang telah diberi petunjuk oleh Allah, maka ikutilah petunjuk mereka. Katakanlah “Aku tidak meminta upah kepadamu dalam menyampaikan Al Qur’an”. Al Qur’an itu tidak lain hanyalah peringatan untuk segala umat. [Al An’am/6 90].لَّقَدْ كَانَ لَكُمْ فِي رَسُولِ اللهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِّمَن كَانَ يَرْجُوا اللهَ وَالْيَوْمَ اْلأَخِرَ وَذَكَرَ اللهَ كَثِيرًاSesungguhnya telah ada pada diri Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu yaitu bagi orang yang mengharap rahmat Allah dan kedatangan hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah. [Al Ahzab/33 21].5. Para rasul mempunyai tugas menegakkan dan menerapkan syari’at Allah diantara hamba-hambaNya. Firman Allah Subhanahu wa Ta’ala وَأَنِ احْكُم بَيْنَهُم بِمَآأَنزَلَ اللهُ وَلاَتَتَّبِعْ أَهْوَاءَهُمْ وَاحْذَرْهُمْ أَن يَفْتِنُوكَ عَن بَعْضِ مَآ أَنزَلَ اللهُ إِلَيْكَ فَإِن تَوَلَّوْا فَاعْلَمْ أَنَّمَا يُرِيدُ اللهُ أَن يُصِيبَهُم بِبَعْضِ ذُنُوبِهِمْ وَإِنَّ كَثِيرًا مِّنَ النَّاسِ لَفَاسِقُونَDan hendaklah kamu memutuskan perkara diantara mereka menurut apa yang diturunkan Allah, dan janganlah kemu mengikuti hawa nafsu mereka. Dan berhati-hatilah kamu terhadap mereka, supaya mereka tidak memalingkan kamu dari sebagian apa yang telah diturunkan Allah kepadamu. Jika mereka berpaling dari hukum yang telah diturunkan Allah, maka ketahuilah bahwa sesungguhnya Allah menghendaki akan menimpakan musibah kepada mereka disebabkan sebagian dosa-dosa mereka. Dan sesungguhnya kebanyakan manusia adalah orang-orang yang fasik. [Al Maidah/5 49].6. Menjadi saksi sampainya hujjah kepada نَبْعَثُ فِي كُلِّ أُمَّةٍ شَهِيدًا عَلَيْهِم مِّنْ أَنفُسِهِمْ وَجِئْنَا بِكَ شَهِيدًا عَلَى هَآؤُلاَءِ وَنَزَّلْنَا عَلَيْكَ الْكِتَابَ تِبْيَانًا لِّكُلِّ شَىْءٍ وَهُدًى وَرَحْمَةً وَبُشْرَى لِلْمُسْلِمِينَDan ingatlah akan hari ketika kami bangkitkan pada tiap-tiap umat seorang saksi atas mereka dari mereka sendiri, dan Kami datangkan kamu Muhammad menjadi saksi atas seluruh umat manusia. Dan Kami turunkan kepadamu Al Kitab Al Qur’an untuk menjelaskan segala sesuatu dan petunjuk serta rahmat bagi orang-orang yang berserah diri. [An Nahl/16 89].وَكَذَلِكَ جَعَلْنَاكُمْ أُمَّةً وَسَطًا لِّتَكُونُوا شُهَدَاءَ عَلَى النَّاسِ وَيَكُونَ الرَّسُولُ عَلَيْكُمْ شَهِيدًاDan demikian pula Kami telah menjadikan kamu ummat Islam, ummat yang adil dan pilihan agar kamu menjadi saksi atas perbuatan manusia dan agar Rasul Muhammad menjadi saksi atas perbuatan kamu. [Al Baqarah/2 143].Di dalam muqadimah kitabnya, Imam Abul Qasim Al Ashbahani menyatakan “Segala puji bagi Allah yang telah menampakkan tanda-tanda kebenaran lalu menjelaskannya, dan telah memunculkan mahaj agama ini lalu menerangkannya. Dialah yang telah menurunkan Al Qur’an lalu seluruh hujjah ada padanya dan mengutus Muhammad sebagai Rasul, sehingga memutus seluruh alasan udzur. Lalu Rasulullah menyampaikan, bersungguh-sungguh dan berjihad, serta menjelaskan kepada umat ini jalan kebenaran. Juga menyampaikan kepada mereka syari’at, agar mereka tidak menyatakan “Belum datang kepada kami pemberi kabar gembira basyir dan pemberi peringatan nadzir’.”[3]Demikianlah beberapa tugas penting para nabi dan Para Nabi dan Rasul Allah Subhanahu wa Ta’ala telah memilih di antara para hambaNya sebagai nabi dan rasul dengan memberikan beberapa kekhususan yang tidak dimiliki hamba-hambaNya yang lain. Di antara kekhususan para nabi dan rasul tersebut ialah1. Wahyu. Allah telah mengkhususkan mereka dengan wahyu, sehingga mereka menjadi perantara Allah dengan hamba-hambaNya. Hal ini telah ditegaskan dalam firmanNyaقُلْ إِنَّمَآ أَنَا بَشَرٌ مِّثْلَكُمْ يُوحَى إِلَىَّ أَنَّمَآ إِلاَهُكُمْ إِلَهٌ وَاحِدٌKatakanlah “Sesungguhnya aku ini hanya seorang manusia seperti kamu, yang diwahyukan kepadaku,’Bahwa sesungguhnya Ilah kamu itu adalah Ilah Yang Esa’.” [Al Kahfi/18 110].Di antara nabi dan rasul ada yang langsung berbicara dengan Allah dan ada yang melalui perantara Malaikat jibril, sehingga mereka mengetahui perkara-perkara ghaib dengan wahyu Kemaksuman al ishmah. Seluruh umat sepakat, para rasul memiliki kemaksuman dalam menerima risalah Allah, sehingga mereka tidak lupa sedikitpun terhadap wahyu yang diturunkan Allah kepadanya. Mereka juga memiliki kemaksuman dalam penyampaian wahyu tersebut kepada manusia. Sebagaimana ditegaskan dalam firman Allah Subhanahu wa Ta’ala سَنُقْرِئُكَ فَلاَتَنسَىKami akan membacakan Al Qur’an kepadamu Muhammad, maka kamu tidak akan lupa. [Al A’laa/87 6].يَاأَيُّهَا الرَّسُولُ بَلِّغْ مَآأُنزِلَ إِلَيْكَ مِن رَّبِّكَ وَإِن لَّمْ تَفْعَلْ فَمَا بَلَّغْتَ رِسَالَتَهُ وَاللهُ يَعْصِمُكَ مِنَ النَّاسِ إِنَّ اللهَ لاَيَهْدِي الْقَوْمَ الْكَافِرِينَHai Rasul, sampaikan apa yang diturunkan kepadamu dari Rabb-mu. Dan jika tidak kamu kerjakan apa yang diperintahkan itu, berarti kamu tidak menyampaikan amanatNya. Allah memelihara kamu dari gangguan manusia. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang kafir. [Al Maidah/5 67]وَلَوْ تَقَوَّلَ عَلَيْنَا بَعْضَ اْلأَقَاوِيلِ لأَخَذْنَا مِنْهُ بِالْيَمِينِ ثُمَّ لَقَطَعْنَا مِنْهُ الْوَتِينَ فَمَا مِنكُم مِّنْ أَحَدٍ عَنْهُ حَاجِزِينَSeandainya dia Muhammad mengadakan sebagian perkataan atas nama Kami, niscaya benar-benar Kami pegang dia pada tangan kanannya. Kemudian benar-benar Kami potong urat tali jantungnya. Maka sekali-kali tidak ada seorangpun dari kamu yang dapat menghalangi Kami, dari pemotongan urat nadi itu. [Al Haaqqah/ 69 44-47].3. Diberi pilihan ketika akan dicabut nyawanya, sebagaimana ditunjukkan oleh hadits Aisyah, beliau berkataسَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ مَا مِنْ نَبِيٍّ يَمْرَضُ إِلَّا خُيِّرَ بَيْنَ الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ وَكَانَ فِي شَكْوَاهُ الَّذِي قُبِضَ فِيهِ أَخَذَتْهُ بُحَّةٌ شَدِيدَةٌ فَسَمِعْتُهُ يَقُولُ مَعَ الَّذِينَ أَنْعَمَ اللَّهُ عَلَيْهِمْ مِنْ النَّبِيِّينَ وَالصِّدِّيقِينَ وَالشُّهَدَاءِ وَالصَّالِحِينَ فَعَلِمْتُ أَنَّهُ خُيِّرَAku mendengar Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabda Tidak ada seorang nabipun yang sakit kecuali diminta memilih antara dunia dan akhirat Pada saat sakit mendekati kematiannya, Beliau mengeluarkan suara parau sekali, sehingga aku mendengarnya. Beliau mengatakan Bersama orang yang Allah berikan kenikmatan pada mereka dari kalangan para nabi, shiddiqin, syuhada dan shalihin, lalu aku tahu Beliau sedang diberi pilihan.[4]4. Dikuburkan di tempat meninggalnya. Bila seorang nabi meninggal dunia di suatu tempat, maka ia dikuburkan di tempat tersebut. Hal ini didasari hadits Abu Bakar, beliau berkataسَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ لَنْ يُقْبَرَ نَبِيٌّ إِلَّا حَيْثُ يَمُوتُ فَأَخَّرُوا فِرَاشَهُ وَحَفَرُوا لَهُ تَحْتَ فِرَاشِهِ رَوَاهُ أَحْمَدAku mendengar Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabda “Seorang nabi tidak dikuburkan kecuali di tempat kematiannya dengan menyingkirkan pembaringannya dan dibuat lubang di bawah pembaringannya tersebut.”[5]5. Jasadnya tidak dimakan bumi. Allah memuliakan jasad para nabi dengan tidak dihancurkan oleh tanah yang menguburnya, walaupun dengan rentang waktu yang sangat lama, sebagaimana dijelaskan Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam dalam sabdanyaإِنَّ اللَّهَ تَبَارَكَ وَتَعَالَى حَرَّمَ عَلَى الْأَرْضِ أَجْسَادَ الْأَنْبِيَاءِSesungguhnya Allah tabaraka wa ta’ala mengharamkan tanah menghancurkan jasad para nabi.[6]6. Mata mereka terpejam tidur, namun hatinya tetap sadar dan terjaga. Dijelaskan dalam hadits Nabi Shallallahu alaihi wa sallam yang berbunyiتَنَامُ عَيْنِي وَلَا يَنَامُ قَلْبِيMataku tidur namun hatiku tidak tidur.[7]Berkata Anas bin Malik ketika mengisahkan kisah isra’ mi’raj وَالنَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ نَائِمَةٌ عَيْنَاهُ وَلَا يَنَامُ قَلْبُهُ وَكَذَلِكَ الْأَنْبِيَاءُ تَنَامُ أَعْيُنُهُمْ وَلَا تَنَامُ قُلُوبُهُمْNabi Shallallahu alaihi wa sallam matanya tidur, namun hatinya tidak tidur. Dan demikian juga para nabi, mata mereka tidur sedang hati mereka tidak tidur.[8]7. Tetap hidup di kuburan mereka Para nabi dan rasul walaupun telah meninggal dunia, namun mereka tetap hidup di kuburannya dalam keadaan shalat, sebagaimana diberitakan Rasulullah dalam sabdanyaالأَنْبِيَاءُ أَحْيَاءٌ فِيْ قُبُوْرِهِمْ يُصَلُّوْنَPara nabi itu tetap hidup di kuburan mereka dalam keadaan shalat.[9]Demikianlah tugas dan kekhususan para nabi secara umum dan ringkas. Mudah-mudahan dapat menambah pengetahuan dan keimanan kita secara benar terhadap mereka. Wallahu a’ Tulisan Dr. Abdul Aziz Shalih Ath Thawiyaan dalam pengantar tahqiq kitab An Nubuwat karya Ibnu Taimiyah, Cetakan Pertama, Tahun 1420H, Adwaa As Salaf, Riyaadh. KSAAr Rusul War Risalaah, karya Dr. Umar Sulaiman Al Asyqar, Cetakan Ketiga, Tahun 1405H, Maktabah Al Falaah, Manhaj As Salaf Fi Dakwah Ila Allah, karya Fawaaz Halil As Suahaimi, Cetakan Pertama, Tahun 1423H, Dar Ibnu Hazm, Kairo, Hujjah Fi Bayaan Al Mahajjah Wa Syarh Aqidah Ahli Sunnah, karya Abul Qasim Isma’il bin Muhammad bin Al Fadhl At Taimi Al Ashbahani, tahqiq Muhammad bin Ar Rabi’ Al Madkhali, Cetakan ke-2, Tahun 1419H, Dar Al Raayah, Riyadh, Al Jami’ Ash Shaghir, karya Syaikh Al Alamah Muhammad Nashiruddin Al Albani, Cetakan Ketiga, Tahun 1408H, Al Maktab Al Islami, Kutub At Tis’ah CD.[Disalin dari majalah As-Sunnah Edisi 129/Tahun VIII/1426H/2005M Diterbitkan Yayasan Lajnah Istiqomah Surakarta, Jl. Solo – Purwodadi Selokaton Gondangrejo Solo 57183 Telp. 0271-858197 Fax Pemasaran 085290093792, 08121533647, 081575792961, Redaksi 08122589079] _______ Footnote [1] Diringkas dari tulisan Dr. Abdul Aziz Shalih Ath Thawiyaan dalam pengantar tahqiq kitab An Nubuwat karya Ibnu Taimiyah, Cetakan Pertama, Tahun 1420H, Adwaa As Salaf, Riyaadh. KSA, hlm. 1/28 dan Ar Rusul Wal Risalaah, karya Dr. Umar Sulaiman Al Asyqar, Cetakan Ketiga, Tahun 1405H, Maktabah Al Falaah, Kuwait, hlm. 43-45 dengan tambahan dari beberapa referensi yang akan penulis isyaratkan dalam foot note. [2] Usus Manhaj As Salaf Fi Dakwah Ila Allah, karya Fawaaz Halil As Suahaimi, Cetakan Pertama, Tahun 1423H, Dar Ibnu Hazm, Kairo, Mesir, hlm. 85. [3] Al Hujjah Fi Bayaan Al Mahajjah Wa Syarh Aqidah Ahli Sunnah, karya Abul Qasim Isma’il bin Muhammad bin Al Fadhl At Taimi Al Ashbahani, tahqiq Muhammad bin Ar Rabi’ Al Madkhali, Cetakan ke-2, Tahun 1419H, Dar Al Raayah, Riyadh, KSA, hlm. 1/93. [4] Diriwayatkan Imam Al Bukhari dalam Shahih-nya kitab Tafsir Al Qur’an, no. [5] Riwayat Ahmad dengan sanad yang shahih. Hadits ini dishahihkan Al Albani dalam kitab Tahdzir As Saajid, hlm. 10-11 dan Shahih Al Jami’ Ash Shaghir, no. Lihat Shahih Al Jami’ Ash Shaghir 2/923. [6] Diriwayatkan Abu Dawud dalam Sunan-nya kitab Ash Shalat, Bab Fil Istighfar, no. [7] Riwayat Al Bukhari dalam kitab Al Manaaqib, no. [8] Riwayat Al Bukhari dalam Shahih-nya, kitab Al Manaaqib, Bab An Nabi Tanamu Ainaahu Wala Yanam Qalbuhu, no. [9] Hadits shahih, dan dishahihkan Al Albani dalam Shahih Al Jami’ Ash Shaghir, no Beliau isyaratkan hadits ini riwayat Al Bazaar, Abu Nu’aim dan Ibnu Asaakir Home /A3. Aqidah Makna dan.../Rasul Tugas dan KekhususannyaDan sesungguhnya Kami telah mengutus Rasul pada tiap-tiap umat untuk menyerukan : "Sembahlah Allah saja dan jauhilah thoghut." (QS. An-Nahl: 36) 3. Membawa Rahmat. Allah SWT berfirman didalam kitab suci Al-Qur'an: "Dan tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam." (QS. Al-Anbiya: 107). 4.
SOSOK Nabi dan Rasul jadi dua wujud suri tauladan oleh umat Muslim. Seluruh sikap Nabi dan Rasul dijadikan pedoman dalam menjalani kehidupan. Namun, masih banyak orang yang belum dapat membedakan Nabi dan Rasul. Orang- orang tersebut menyangka kalau Nabi serta Rasul merupakan wujud yang sama. Padahal, tidak seluruh Nabi merupakan Rasul, lho. Nah, berikut akan dijelaskan perbedaan antara Nabi dan Rasul Dikutip dari situs Walisongo ELibrary yang dikelola Universitas Islam Negeri UIN Walisongo, Jawa Tengah, berikut penjelasan lengkap nabi dan rasul, Perbedaan nabi dan rasul 1. Pengertian nabi dan rasul Cyril Glasse dalam Ensiklopedi Islam ringkas menjelaskan sebagai berikut a. Nabi Seorang utusan Allah SWT pembawa ajaran agama yang dibawa rosul sebelumnya. Sebutan lain untuk nabi adalah orang yang menyampaikan berita gembira basyir dan pembawa peringatan nadzir. b. Rasul Artinya adalah utusan, duta, atau sering disebut al mursalun orang-orang yang dikirim dalam Al Quran. Rasul adalah utusan Allah SWT yang mengajarkan agama atau wahyu baru pada masyarakat umum. Nabi tidak diperingatkan untuk menyampaikan wahyu yang diterima pada umat. Sedangkan rasul menerima wahyu untuk diri sendiri dan menyampaikan pada kaumnya. 2. Tugas nabi dan rasul a. Tugas nabi - Menyerukan iman kepada Allah dan mengesakanNya - Menyerukan iman kepada hari akhir dan hari pembalasan -Menerangkan syariat demi kemaslahatan dan kebahagiaan manusia di dunia dan akhirat. b. Tugas rasul - Menyeru makhluk untuk hanya menyembah kepada Allah SWT - Menyampaikan perintah dan larangan Allah SWT pada umat - Menunjukkan dan membimbing manusia ke jalan yang lurus - Menjadi teladan yang baik - Memperingatkan manusia mengenai hari akhir - Memalingkan perhatian manusia menjadi lebih fokus pada kehidupan akhirat - Menyatakan alasan untuk tidak membantah Allah SWT pada manusia. c. Jumlah nabi dan rasul Dalam Al Quran surat Fathir ayat 24 dijelaskan jumlah nabi dan rasul sangat banyak. Dalam ayat tersebut disebutkan "Sesungguhnya Kami mengutus kamu dengan membawa kebenaran sebagai pembawa berita gembira dan sebagai pemberi peringatan. Dan tidak ada suatu umatpun melainkan telah ada padanya seorang pemberi peringatan." Sebagian ulama ada yang mengatakan jumlah nabi adalah orang dan rasul hanya 313 orang. Dalam Al Quran dinyatakan, jumlah rasul yang wajib dipercaya muslim adalah 25. Kisah para rasul tersebar dalam berbagai ayat yang bisa menjad teladan. Itulah perbedaan Nabi dan Rasul, semoga menambah pengetahuanmu. OL-13 Baca Juga Ini Beda Mitosis dan Meiosis
RASUL adalah laki-laki yang dijadikan utusan Allah yang diberikan wahyu dan memiliki kewajiban untuk menyampaikannya kepada umat manusia. Allah SWT mengutus para Rasul kepada umat manusia dengan membawa tugas-tugas tertentu. Ada berapakah tugas Rasul? Tugas-tugas yang Allah berikan kepada para Rasul antara lain sebagai berikut 1. Menegakkan Kalimat tauhid kalimat Laa ilaaha illallaah Firman Allah SWT didalam kitab suci Al-Qur’an “Dan Kami tidak mengutus seorang Rasul pun sebelum kamu, melainkan Kami wahyukan kepadanya “Bahwasanya tidak ada Tuhan melainkan Aku, maka sembahlah olehmu sekalian akan Aku.” QS. Al-Anbiya 25. BACA JUGA Mahar Sandal Jepit Ternyata pernah Terjadi di Masa Rasul 2. Menyeru manusia untuk menyembah hanya kepada Allah SWT Firman Allah SWT “Dan sesungguhnya Kami telah mengutus Rasul pada tiap-tiap umat untuk menyerukan “Sembahlah Allah saja dan jauhilah thoghut….” QS. An-Nahl 36 3. Membawa Rahmat Allah SWT berfirman didalam kitab suci Al-Qur’an “Dan tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk menjadi rahmat bagi semesta alam.” QS. Al-Anbiya 107. 4. Memberikan petunjuk kejalan yang benar Allah SWT berfirman “Sesungguhnya Kami mengutus kamu dengan membawa kebenaran, sebagai pembawa berita gembira dan sebagai pemberi peringatan…” QS. Fathir 24. BACA JUGA Sebelum Diangkat Jadi Nabi, Batu Beri Salam pada Rasulullah 5. Memberi peringatan kepada manusia Allah SWT Berfirma “Dan tidaklah Kami mengutus para Rasul itu, melainkan untuk memberi kabar gembira dan memberi peringatan …” QS. Al-An’am 48 6. Memberi suri teladan yang baik Nabi Muhammad SAW bersabda “Sesungguhnya aku diutus semata-mata untuk menyempurnakan akhlak.” HR. Ahmad Hendaklah kita menegakkan akidah kita dengan mengimani keesaan Allah SWT. Dan memengang teguh ajaran yang dibawa Rasulullah SAW yaitu Islam sebagai ajaran yang benar. []
qOQeFWk.